Kiat Lulus UAN

8 04 2008

Oleh : Drs. H. M. Hasbi Salim*

*Guru SMAN 1 Amuntai dan tenaga edukatif STIQ, STIA, STIPER Amuntai

 

Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun 2008 untuk SD, SMP dan SMA sederajat benar-benar sudah di depan mata, hanya dalam hitungan hari. Wajar saja jutaan orang mengarahkan perhatiannya pada pegelaran besar ini, Mengapa demikian? Sebab, inilah salah satu anak tangga perjalanan hidup, karier bahkan masa depan anak-anak bangsa yang bersatus pelajar demi mengukir masa depan yang gemilang, yang imbasnya  bukan hanya untuk pribadi siswa semata, tetapi juga  keluarga, masyarakat dan bangsa.

            Tulisan singkat dan ringan ini mencoba mengangkat kiat-kiat lulus dalam UAN, melalui jurus-jurus religius atau pendekatan keagamaan, sebab agama Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang sangat peduli pada persoalan-persoalan umat-Nya. 

Ada bebrapa langkah penting agar kata “lulus” benar-benar dapat diraih dengan  memuaskan secara lahir dan batin. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.

1. Niat yang Tulus

            Nabi bersabda; “Segala sesuatu itu akan dinilai sesuai dengan niatnya,” Niat ternyata selain memberikan arahan yang jelas bagi seseorang dalam melakukan sesuatu, juga merupakan pendorong (motivator) yang sangat dahsyad. Yang pada gilirannya mampu memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu secara efektif dan efesien. Termasuk dalam konteks ini adalah mengawali kegiatan UAN dengan menyebut Nama Allah (membaca basmalah).

2. Berusaha Semaksimal Mungkin

            Hukama (orang bijak)  mengatakan: “Barang siapa bersungguh-sungguh, ia akan mendapat (sukses). Dalam hal bersungguh-sungguh ini, ibarat orang yang ingin mendapatkan ikan, jangan hanya memasang satu alat perangkap saja, tetapi multi alat, seperti; memasang jaring, lukah, langit-langit di tempat-temp-at strategis dan lain-lain. Begitu pula dengan kegaiatan persiapan UAN dengan berbagai kegiatan seperti; belajar tambahan, latihan penyelesaian soal, mengintensipkan belajar individu dan kelompok, try out dan sebagainya.

2. Melaksanakan Kewajiban

Pada dasarnya ada dua kewajiban kita di dunia ini, yaitu; kewajiban vertikal dan kewajiban horizontal. 1) kewajiban yang bersifat vertical, yaitu kewajiban kepada sang pencipta (Allah SWT) dalam bentuk pengabdian atau ibadah. Dalam hal ini kita perlu melaksanakan ibadah secara disiplin, misalnya selalu shalat dengan lengkap,  di awal waktu bahkan berjamaah.  2) kewajiban bersifat horizontal, misalnya kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada orang tua dan guru (orang tua di sekolah), menghormati sesama dan lain-lain.

2. Membayar Utang

Membayar utang yang dimaksud di sini antara lain; yang bersifat material (utang uang atau barang) dan  yang bersifat spiritual, dalam hal ini, seperti; utang ibadah, misalnya (meng-qadha shalat dan puasa yang pernah ditinggalkan baik lantaran alasan syara’ (uzur) atau malah yang telah disengaja dilakukan. Jika kita mempunyai janji, maka sebaiknya segera ditunaikan. Bukankah janji itu utang juga?

 3. Bershalawat atas Nabi

Menurut para ulama bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. adalah salah satu kunci sukses dalam hidup. Oleh karena itu, banyak-banyaklah bershalat untuk beliau. Bukankah Tuhan, Yang Maha Kuasa dan para malaikat, yang mulia saja bershalawat untuk beliau?

Lebih jauh dari itu,  menghidupkan sunnah dalam aktivitas sehari-hari  merupakan manivestasi dari shalawat  pula. Malah ini lebih tinggi nilainya di sisi Tuhan dan manusia.

4. Meningkatkan Ibadah Khusus

Banyak ibadah yang dicontohkan Rasulullah kepada kita, yang tujuannya memang dikhususkan untuk pemohonan sesuatu,  misalnya; 1). shalat dhuha agar dibukakan pintu rejeki, ini merupakan gambaran dari isi doa shalat dhuha. Yang dimaksud rejeki di sini tentu saja tidak sebatas harta-benda saja, tetapi juga yang berupa  kesehatan, kenyamanan, kemudahan, kelulusan dan sebagainya, 2) shalat tahajud adalah untuk mendapatkan kedudukan yang terhormat (maqamam mahmuda), puasa senin-kamis (untuk membersihkan atau menenangkan jiwa) dan lain-lain.

5. Meningkatkan Sedeqah.

            Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sedeqah itu penolak bala.” Lalu apa hubungannya dengan UAN? Begini, setiap kejadian yang dapat membuat hati bersedih bisa dikatagorekan sebagai bala. Jika mengalami ‘tidak lulus’ orang akan sedih. Oleh karena itu ‘tidak lulus’ bisa dianggap sebagai ‘bala’. Untuk menolak ‘bala’ ini bisa dilakukan melalui sedeqah atau memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan, yang terkadang orang menyebutnya ‘keshalehan social’ misalnya memberikan uang jajan buat anak yatim dan orang yang tidak mampu dan lain-lain.

6. Ber-nazar

            Nazar adalah janji berbuat kebajikan kepada Allah. Jika suatu keinginan terkabul, misalnya jika lulus dengan hasil yang memuaskan akan berpuasa tiga hari, bersedeqah  dan sebagainya.  Nazar tentu saja untuk hal-hal yang baik-baik saja, tidak boleh untuk hal-hal yang bersifat maksiat, apalagi yang mengarah pada kemusyrikan. Misalnya, ber-nazar jika lulus akan meletakkan kembang di pohon besar yang dianggap ada penghuninya.

7. Berdoa

            Doa selain merupakan inti ibadah, doa juga merupakan inti dari keinginan seorang makhluk kepada sang Khalik (pencipta). Nabi menyidir bahwa orang yang enggan berdoa adalah pertanda kesombongan yang ada pada di hati seseorang.

            Doa bisa dilakukan secara individual, namun bisa pula secara kolektif bahkan kedua-duanya sekaligus. Dengan doa bersama maka kemungkinan dikabulkan pun akan lebih besar. Atas alasan inilah orang biasanya melakukan upacara doa bersama, zikir berjamaah untuk memohon kelulusan dalam UAN.

8. Hindari Maksiat/Dosa

            Hindarilah segenap kegiatan maksiat atau dosa, baik dosa kecil, lebih-lebih doa besar, misalnya; menonton tayangan yang tidak baik, pergaulan bebas, mengkonsumsi narkoba, durhaka pada orang tua, berbohong dan lain-lain.

            Dengan memperhatikan hal-hal di atas, saya yakin anda akan dapat meraih sukses UAN dengan gemilang dalam artian berhasil lulus secara duniawi dan  ukhrawi.

            The last but not least, Satu hal yang tidak boleh diabaikan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah di hadapan Tuhan. Ada kalanya keinginan kita bertolak belakang dengan takdir dari Tuhan, misalnya kita ingin lulus, namun kenyataannya tidak. Untuk hal ini, maka kita haruslah ikhlas menerimanya dengan penuh kesabaran. Tidak perlu menggantungkan diri di ‘pohon lombok’, apalagi jika pohon lomboknya ada di atas loteng alias bunuh diri. Yakinlah bahwa semua itu mempunyai hikmah yang tersembunyi. Bukankah tidak ada sesuatu di dunia ini yang diciptakan Allah dengan sia-sia?

            Walaupun demikian, saya tetap berharap agar anda, teman anda, anak anda, atau tetangga, bahkan kita semua termasuk golongan orang-orang yang lulus dengan gemilang.

Mari berdoa; Allahumma yassir lana fil imtihan  Allahummaj’alna minannajihina fil imtihan. (Semoga kita dimudahkan dalam ujian. Dan, semoga kita termasuk orang yang sukses dalam ujian (sekolah, pekerjaan, karier, hidup dan lain-lain).

Amin!*

*Yang ingin memberi komentar silakan melalui

   Email : hasbi.salim@yahoo.co.id  Blog : hasbisalim.wordpress.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

         

 

 





Lulus UAN melalui Jurus Religius

3 04 2008

Oleh : Drs. H. M. Hasbi Sali*

 Pendahuluan

 Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun 2008 untuk SD, SMP dan SMA sederajat benar-benar sudah di depan mata, sudah dalam hitungan hari. Wajar saja jutaan orang mengarahkan perhatiannya pada pegelaran besar ini, Mengapa demikian? Sebab, inilah salah satu anak tangga perjalanan hidup, karier bahkan masa depan anak-anak bangsa yang bersatus pelajar demi mengukir masa depan yang gemilang, yang imbasnya bukan hanya untuk pribadi siswa semata, tetapi juga keluarga, masyarakat dan bangsa. Kita tentunya sudah tahu semua bahwa kriteria kelulusan anak-anak sekolah di tanah air kita dari tahun ke tahun bukannya kian mudah, tetapi kian berat, dengan tanda jumlah mata pelajaran bertambah yang banyak, standar nilai kelulusan yang kian tinggi. Hal ini dapat dimaklumi mengingat adanya tuntutan zaman pada era globalisasi yang kian kompleks. Uji coba UAN telah dilaksanakan, hasilnyapun sudah diketahui pula. Terlontarlah kata, memprihatinkan!” Karena hasilnya yang jauh dari menggembirakan. Inikah gambaran hasil UAN tahun ini? Wallahu a’alam! Tulisan singkat dan ringan ini mencoba mengangkat kiat-kiat lulus dalam UAN, melalui jurus-jurus religius atau pendekatan keagamaan, sebab agama Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang sangat peduli pada persoalan-persoalan umat-Nya. Jurus-jurus Lulus : Ada bebrapa langkah penting agar kata “lulus” benar-benar dapat diraih dengan memuaskan secara lahir Dan batin. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut. 1. Niat yang Tulus Nabi bersabda; “Segala sesuatu itu akan dinilai sesuai dengan niatnya,” Niat ternyata selain memberikan arahan yang jelas bagi seseorang dalam melakukan sesuatu, juga merupakan pendorong (motivator) yang sangat dahsyad. Yang pada gilirannya mampu memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu secara efektif dan efesien. 2. Berusaha Semaksimal Mungkin Hukama (orang bijak) mengatakan: “Barang siapa bersungguh-sungguh, ia akan mendapat (sukses). Dalam hal bersungguh-sungguh ini, ibarat orang yang ingin mendapatkan ikan, jangan hanya memasang satu alat perangkap saja, tetapi multi alat, seperti; memasang jaring, lukah, langit-langit di tempat-temp-at strategis dan lain-lain. Begitu pula dengan kegaiatan persiapan UAN dengan berbagai kegiatan seperti; belajar tambahan, latihan penyelesaian soal, mengintensipkan belajar individu dan kelompok, try out dan sebagainya. 2. Melaksanakan Kewajiban Pada dasarnya ada dua kewajiban kita di dunia ini, yaitu; kewajiban vertikal dan kewajiban horizontal. 1) kewajiban yang bersifat vertical, yaitu kewajiban kepada sang pencipta (Allah SWT) dalam bentuk pengabdian atau ibadah. Dalam hal ini kita perlu melaksanakan ibadah secara disiplin, misalnya selalu shalat dengan lengkap, di awal waktu bahkan berjamaah. 2) kewajiban bersifat horizontal, misalnya kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada orang tua dan guru (orang tua di sekolah), menghormati sesama dan lain-lain. 2. Membayar Utang Membayar utang yang dimaksud di sini antara lain; yang bersifat material (utang uang atau barang) dan yang bersifat spiritual, dalam hal ini, seperti; utang ibadah, misalnya (meng-qadha shalat dan puasa yang pernah ditinggalkan baik lantaran alasan syara’ (uzur) atau malah yang telah disengaja dilakukan. Jika kita mempunyai janji, maka sebaiknya segera ditunaikan. Bukankah janji itu utang juga? 3. Meningkatkan Ibadah Sunat Banyak ibadah yang dicontohkan Rasulullah kepada kita, yang tujuannya memang dikhususkan untuk pemohonan sesuatu, misalnya shalat dhuha (untuk dibukakan pintu rejeki), shalat tahajud (untuk mendapatkan kedudukan yang terhormat), puasa senin-kamis (untuk membersihkan atau menenangkan jiwa) dan lain-lain. 4. Meningkatkan Sedeqah. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sedeqah itu penolak bala.” Lalu apa hubungannya dengan UAN? Begini, setiap kejadian yang dapat membuat hati bersedih bisa dikatagorekan sebagai bala. Jika mengalami ‘tidak lulus’ orang akan sedih. Oleh karena itu ‘tidak lulus’ bisa dianggap sebagai ‘bala’. Untuk menolak ‘bala’ ini bisa dilakukan melalui sedeqah atau memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan, yang terkadang orang menyebutnya ‘keshalehan social’ misalnya memberikan uang jajan buat anak yatim dan orang yang tidak mampu dan lain-lain. 5. Ber-nazar Nazar adalah janji berbuat kebajikan kepada Allah. Jika suatu keinginan terkabul, misalnya jika lulus dengan hasil yang memuaskan akan berpuasa tiga hari, bersedeqah dan sebagainya. Nazar tentu saja untuk hal-hal yang baik-baik saja, tidak boleh untuk hal-hal yang bersifat maksiat, apalagi yang mengarah pada kemusyrikan. Misalnya, ber-nazar jika lulus akan meletakkan kembang di pohon besar yang dianggap ada penghuninya. 6. Berdoa Doa selain merupakan inti ibadah, doa juga merupakan inti dari keinginan seorang makhluk kepada sang Khalik (pencipta). Nabi menyidir bahwa orang yang enggan berdoa adalah pertanda kesombongan yang ada pada di hati seseorang. Doa bisa dilakukan secara individual, namun bisa pula secara kolektif bahkan kedua-duanya sekaligus. Dengan doa bersama maka kemungkinan dikabulkan pun akan lebih besar. Atas alasan inilah orang biasanya melakukan upacara doa bersama, zikir berjamaah untuk memohon kelulusan dalam UAN. 7. Hindari Maksiat/Dosa Hindarilah segenap kegiatan maksiat atau dosa, baik dosa kecil, lebih-lebih doa besar, misalnya; menonton tayangan yang tidak baik, pergaulan bebas, mengkonsumsi narkoba, berbohong dan lain-lain. Dengan memperhatikan hal-hal di atas, saya yakin anda akan dapat meraih sukses UAN dengan gemilang dalam artian berhasil lulus secara duniawi dan ukhrawi. Penutup The last but not least, Satu hal yang tidak boleh diabaikan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah di hadapan Tuhan. Ada kalanya keinginan kita bertolak belakang dengan takdir dari Tuhan, misalnya kita ingin lulus, namun kenyataannya tidak. Untuk hal ini, maka kita haruslah ikhlas menerimanya dengan penuh kesabaran. Tidak perlu menggantungkan diri di pohon lombok, apalagi jika pohon lomboknya ada di atas loteng alias bunuh diri. Yakinlah bahwa semua itu mempunyai hikmah yang tersembunyi. Sungguh tidak ada sesuatu di dunia ini yang diciptakan Allah dengan sia-sia. Walaupun demikian, saya tetap berharap agar anda, teman anda, anak anda, atau tetangga, bahkan kita semua termasuk golongan orang-orang yang lulus dengan gemilang. Mari berdoa; Allahumma yassir lana fil imtihan Allahummaj’alna minannajihina fil imtihan. (Semoga kita dimudahkan dalam ujian. Dan, semoga kita termasuk orang yang sukses dalam ujian (sekolah, pekerjaan, karier, hidup dan lain-lain). Amin!* *** *Email : hasbi.salim@yahoo.co.id Blogger : hasbisalim.wordpress.com Penulis Penulis dengan nama lengkap Drs, H. M. Hasbi Salim ini lahir pata tanggal 26 Juli 1963 di desa Rumpiang, kecamatan Aluh-Aluh, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan. Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Amuntai yang juga dosen tidak tetap pada STIQ, STIA, STIPER dan UT ini meraih predikat Guru Teladan 2 Tingkat Provinsi tahun 1994 dan Guru Berpristasi 3 Tingkat Provinsi tahun 2005. Saat mulai memasuki perguruan tinggi (Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin, Jurusan Tadris Bahasa Inggris 1983-1988) berkenalan dengan dunia pers dan jurnalistrik melalui pendidikan dan latihan. Akhirnya aktif menulis di media massa dan dipercaya sebagai redaktor bulletin kampus Obor dan Mimbar Mahasiswa. Mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah (1987-1988) ini pada pertengahan kuliahnya mulai menekuni dunia Karya Tulis Ilmiah. Ia beberapa kali menjuarai lomba karya tulis ilmiah antarperguruan tinggi tingkat provinsi, seperti Lomba Menulis tentang P4, KB, Kemahasiswaan dan lain-lain. Ketika awal bertugas sebagai guru (PNS), kegemaran menulisnya kian meningkat, antara lain; Harapan I dua kali berturut-turut dalam lomba Penulisan Naskah Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Depdiknas, Dirjen Jarahnitra, Jakarta tahun 1999 dan tahun 2000. Juara 2 tahun 2000 dan harapan 2 tahun 2005 dalam lomba Kreativitas Guru yang diselenggarakan oleh LIPI Jakarta. Pada suatu ketika saat presentasi karya tulis dalam suatu lomba, penulis disarankan oleh Bapak Drs. H. Yustan Azidin (Alm) (pendiri Banjarmasin Post) untuk terjun ke dunia fiksi dan nonfiksi. Setelah jatuh-bangun tujuh tahun lebih. Akhirnya berhasil sebagai juara harapan IV Nasional Penulisan Fiksi berupa Antologi Cerpen Anak tahun 2004 dan juara 2 tingkat nasional Penulisan Cerita Rakyat yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa tahun 2005. Juara 2 tingkat provinsi Penulisan Cerita Rakyat yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Tata Kota Kalimantan Selatan tahun 2007. Akhir-akhir ini penulis ini kian menggandrungi cerpen, sehingga pada dua tahun terakhir ini tidak kurang dari 100 cerpen sudah dihasilkan. Sebagian telah dipublikasikan pada Banjarmasin Post, dan Radar Banjarmasin, Tabloid Serambi Ummah dan lain-lain.majalah; Kartini, Al Kisah, Sahabat Pena, Mentari, Kids Fantasi, Asuh, Surat kabar Kompas, Buku yang telah diterbitkan dan dipublikasikan antara lain; Beternak Itik Alabio (nonfiksi), Adicita, Yogyakarta; tahun 2004, Kambang Barenteng (fiksi), Adicita, Yogyakarta; tahun 2004,. Misteri Pohon Kasturi (Antologi Cerpen Anak), Widya Duta, Bandung; tahun 2007 dan Dunia Sahabat (Antologi Cerpen Anak), Zikrul Hakim, Jakarta, tahun 2007.*